• Post 1
  • Post 2
  • Post 3

Makalah Organ Reproduksi Ternak Jantan

MAKALAH
ORGAN REPRODUKSI TERNAK JANTAN

Description: http://farm5.staticflickr.com/4084/5031992668_84ae250f7c_z.jpg

Disusun Oleh:
Ambar Aulia F R
200110120307


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2013

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.            Latar Belakang
Usaha peternakan (animal farming) merupakan sector ekonomi yang penting baik di negara beriklim sedang maupun di negara-negara tropis di dunia. Terdapat perbedaan yang cenderung semakin membesar antara meningkatnya populasi (penduduk) dunia dan kemampuan bumi untuk memproduksi makanan, yang kecepatan peningkatannya kurang dari kecepatan pertumbuhan populasi. Akibatnya pasokan makanan perkapita menurun. Namun isu disini yang paling penting adalah peranan peternakan. Dengan meningkatnya standar hidup maka konsumsi produk-produk peternakan pun meningkat. Oleh karena itu, peternak sebisa mungkin harus dapat meoptimalkan kemampuan dari hewan ternaknya.
Keberhasailan usaha perbaikan peternakan dan peningkatan populasi  ternak tidak dapat dicapai hanya dengan bantuan material dan biaya dari pemerintah tetapi harus ditunjang pula oleh pengerian, pengetahuan, dan ketermapilan semua pihak yang berkecimpung dalam usaha pengembangan produksi peternakan, baik perencana dan pelaksana, maupun calon-calon perencana dan peternaknya sendiri, khususnya dalam bidang reproduksi dan inseminasi buatan.
Reproduksi merupakan kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Hal ini juga bertujuan agar keseimbangan alam tetap terjaga.
1.2.            Rumusan Masalah
·         Terdiri dari apa saja organ reproduksi ternak jantan?
·         Bagaimana struktur anatomi organ reproduksi ternak jantan?
·         Apa fungsi dari masing-masing organ reproduksi ternak jantan?
1.3.            Maksud dan Tujuan
·         Mengetahui bagian-bagian organ reproduksi ternak jantan
·         Mengetahui struktur anatomi organ reproduksi ternak jantan
·         Mengetahui fungsi dari masing-masing organ reproduksi ternak jantan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Reproduksi hewan jantan adalah suatu proses yang kompleks yang melibatkan seluruh tubuh hewan itu. Sistem reproduksi akan berfungsi bila makhluk hidup khususnya hewan ternak dalam hal ini sudah memasuki sexual maturity atau dewasa kelamin. Setelah mengalami dewasa kelamin, alat-alat reproduksinya akan mulai berkembang dan proses reproduksi dapat berlangsung baik ternak jantan maupun betina.
Organ reproduksi hewan jantan dapat dibagi atas tiga komponen; (a) organ kelamin primer, yaitu gonad jantan, dinamakan testis testiculus (jamak: testes atau testiculae), disebut juga orchis didymos, (b) sekelompok kelenjar-kelenjar kelamin pelengkap kelenjar-kelenjar vesikularis, prostata dan cowper, dan saluran-saluran yang terdiri dari epididimis dan vas deferens, dan (c) alat kelamin luar atau organ kopulatoris yaitu penis ( Toelihere, 1993)
2.1.      Testis
Testes sebagai organ kelamin primer mempunyai dua fungsi yaitu 1) mengahasilkan spermatozoa atau sel-sel kelamin jantan, dan 2) mensekresikan hormon kelamin jantan, testosteron. Spermatozoa dihasilkan dalam tubuli seminiferi atas pengaruh FSH (Follicle Stimulating Hormone), sedangkan testosteron diproduksi oleh sel-sel intertitial dari Leydig atas pengaruh ICSH (Intertitial Cell Stimulating Hormone) (Toelihere, 1979).
Struktur-struktur testis meliputi;  a) Tunika albuginea, merupakan pembungkus langsung testis. Licin karena banyak mengandung pembuluh syaraf dan darah.  b) Septum testis; c) Tubulus seminiferus, merupakan tabung (saluran) kecil panjang berkelok-kelok dan merupakan isi dari Lobulus;  d) Rete testis, merupakan saluran penghubung antara epididimis dengan Lobulus;  e) Ductus efferentis;  f) Caput Epididimis, membentuk suatu tonjolan dasar dan agak berbentuk mangkuk yang dimulai pada ujung proximal testis.  g) Corpus Epididimis, bagian bawah terentang ke bawah, sejajar dengan jalannya vasdeferens, menjalar terus hampir melewati testes, dibagian bawah teats epididimis membelok ke atas;  h) Cauda epididimis, merupakan bagian epididimis yang terletak pada bagian bawah testis yang membelok ke atas.  i) Vasdeferens, terentang dari ekor epididimis sampai urethra (Toelihere 1979, Marawali 2001). 
2.2.      Epididymis
Epididimis, suatu pembuluh yang timbul dari bagian dorsal testis berasal dari duktus efferensia, terdiri dari 3 bagian: kepala, badan dan ekor (Salisbury, 1985). Kepala (caput epididymis) membentuk suatu penonjolan dasar dan agak berbentuk mangkok yang dimulai pada ujung proximal testis. Umumnya berbentuk U, berbeda-beda dalam ukurannya dan menutupi seluas satu pertiga dari bagian-bagian testis (Toelihere, 1979). Corpus epididimis (badan epididimis): bagian badan terentang lurus ke bawah, sejajar dengan jalannya vasdeferens, menjalar terus hampir melewati testes, dibagian bawah testes epididimis membelok ke atas. Cauda epididimis (ekor epididimis): merupakan bagian epididimis yang terletak pada bagian bawah testes yang membelok ke atas. Pada hewan hidup cauda epididimis terlihat berupa benjolan di bagian ujung bawah testes dan dapat diraba (Marawali, 2001).
Lumen epididymis hanya dilapisi oleh satu macam sel yaitu sel berambut silia yang tidak bergerak. Karena silianya tidak bergerak maka sel-sel ini disebut stereo silia (Sukra, 2000).
2.3.      Vas Deferns
Vas deferens atau ductus deferens mengangkut sperma dari ekor epididimis ke urethra. Dindingnya mengandung otot-otot licin yang penting dalam mekanisme pengangkutan semen waktu ejakulasi. Diameternya mencapai 2 mm dan konsistensinya seperti tali (Toelihere, 1979. Marawali, 2001).
Salisbury (1985), menyatakan, vas deferens berasal dari epididimis dan berjalan dari titik terendah testis ke atas dan bersama dengan tali spermaticus melewati cincin inguinalis dan di tempat itu vas deferens akan memisahkan diri dari pembuluh darah arteri dan vena, syaraf dan jaringan lain pada tali spermaticus tersebut. Vas deferens akan masuk ke dalam ruang abdominalis. Mengandung sel epitel yang berjajar hampir lurus, memiliki dua lapisan urat daging yang membujur dan melingkar, dan dibungkus oleh selaput peritoneum. Dekat kepala epididimis, vas deferens menjadi lurus dan bersama-sama buluh-buluh darah dan lymphe dan serabut-serabut syaraf, membentuk funiculus spermaticus yang berjalan melalui canalis inguinalis ke dalam cavum abdominalis. Kedua vas deferens, yang terletak sebelah menyebelah di atas vesica urinaria, lambat laun menebal dan membesar membentuk ampullae ductus efferentis (Toelihere, 1979). Ampula pada sapi panjangnya 10 sampai 14 cm, diameter 1.0 sampai 1.5 cm dan pada kuda panjagnya 15 sampai 24 cm dan diameternya 2 – 2.5 cm, sedangkan pada anjing dan kucing tidak terdapat ampula dan pada babi kecil (Marawali, 2001).
Sperma diangkut dari ekor epididimis ke ampula di bantu dengan gerakan peristaltik vas deferens. Kelenjar-kelenjar vesikularis mengahasilkan fruktosa dan asam sitrat. Ampula dapat diurut secara manual untuk memperoleh semen (Toelihere 1979, Marawali 2001).
Vas deferens atau ductus deferens mengangkut sperma dari ekor epididimis ke urethra. Dindingnya mengandung otot-otot licin yang penting dalam mekanisme pengangkutan semen. Pada saat praktikum, untuk mengamati gambaran eksternal dari testis dinding yang mengandung otot-otot licin tersebut di kupas sampai testis terlihat dan Salisbury (1985), menyatakan, vas deferens bersal dari epididimis dan berjalan dari titik terendah testis ke atas dan bersama dengan tali spermaticus melewati cincin inguinalis dan di tempat itu vas deferens akan memisahkan diri dari pembuluh darah arteri dan vena, syaraf dan jaringan lain pada tali spermaticus tersebut. Vas deferens akan masuk ke dalam ruang abdominalis. Mengandung sel epitel yang berjajar hampir lurus, memiliki dua lapisan urat daging yang membujur dan melingkar, dan dibungkus oleh selaput peritoneum. Dekat kepala epididimis, vas deferens menjadi lurus dan bersama-sama buluh-buluh darah dan lymphe dan serabut-serabut syaraf, membentuk funiculus spermaticus yang berjalan melalui canalis inguinalis ke dalam cavum abdominalis. Kedua vas deferens, yang terletak sebelah menyebelah di atas vesica urinaria, lambat laun menebal dan membesar membentuk ampullae ductus efferentis (Toelihere, 1979). Ampula pada sapi panjangnya 10 sampai 14 cm, diameter 1.0 sampai 1.5 cm dan pada kuda panjagnya 15 sampai 24 cm dan diameternya 2 – 2.5 cm, sedangkan pada anjing dan kucing tidak terdapat ampula dan pada babi kecil (Marawali, 2001).
2.4.      Penis
            Penis adalah organ seksual jantan yang dibungkus oleh kulit yang disebut kalup (prepusium). Lapisan dalam kalup disuplai dengan kelenjar keringat yang mengeluarkan smegma. Uretra pada hewan jantan adalah tabung mukoid yang memanjang mulai dari kandung kemih ke bagian depan penis. Penis terdiri dari akar, badan dan ujung bebas yang berakhir pada glans penis. Badan penis terdiri dari corpus cavernosum penis yang relatif besar dan diselaputi selubung fibrosa tebal berwarna putih, tunica albuginea. Dibagian ventral terdapat corpus cavernosumyaitu suatu struktur yang relatif lebih kecil mengelilingi uretra   (Sukra, 2000).
2.5.      Kelenjar Vesicular (Vesicula Seminalis)
Kelenjar ini di sebut juga sebagai kelenjar Vesicula Seminalis yang merupakan sepasang kelenjar yang mempunyai lobuler, mudah dikenali karena mirip segerombol anggur, berbonggol – bonggol. Vesicula seminalis adalah sepasang kelenjar yang biasanya bermuara dengan duktus deferens melalui bermacam-macam duktus ejakulatori ke dalam uretra pelvis kemudian ke kaudal leher kantong kancing (Frandson, 1993).
Pada postmortem zat cair yang dihasilkan kelenjar ini berupa cairan yang agak kental dan lengket mengandung potasium, asam citrat, fruktose, dan beberapa macam enzim. Sekresi kelenjar ini merupakan 50% dari volume total dari satu ejakulasi yang normal. (Sukra, 2000).
2.6.      Kelenjar Bulbourethral atau Cwoper
Kelenjar bulborethal terdiri sepasang kelenjar yang terletak sepanjang uretra, dekat dengan titik keluarnya uretra dari ruang pelvis, letaknya lebih kaudal lagi dari kelenjar prostat. Baik kelenjar prostat maupun Cowpers terbentuk dari lobuli dan tiap-tiap lobuli berbentuk tabung. Tiap lobule dipisahkan dari yang lain oleh susatu dinding pemisah yang mengandung serabut-serabut urat daging. Sebelum kopulasi, sering terlihat adanya tetesan-tetesan cairan dari penis yang berasal dari kelenjar Cowper (Sukra, 2000).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.      Anatomi Organ Reproduksi Jantan dan Fungsinya
Alat reproduksi ternak jantan di bagi menjadi tiga yaitu
1.Alat kelamin primer berupa testes.
2.Alat kelamin sekunder yaitu epididimis, vas deverent, scrotum, uretra, dan penis.
3.Kelenjar aksesori yaitu kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostata, dan kelenjar cowper.
Pada masa ambrio, testis berasal dari corda genitalia primer, sedangkan system saluran reproduksi berasal dari ductus wolffii. (Gambar 1 perkembangan testis dan saluran reproduksi pada fetus sapi).
            Organ jantan pada beberapa hewan ternak berbeda-beda. (gambar 2)
3.1.1.      Alat Kelamin Primer
·         Testes
Spermatozoa atau gamet jantan dihasilkan oleh sepasang testes dimana pada hamper sebagian besar golongan hewan domestic tergantung diluar tubuh. Testes terletak pada daerah prepubis, terbungkus dalam kantong scrotum dan digantung oleh funiculus spermaticus yang mengandung unsur-unsur yang terbawa oleh testesdalam perpindahannya dari cavum abdominalis melalui canalis inguinalis ke dalam scrotum.
Testis sebagai organ primer mempunyai dua fungsi yaitu menghasilkan spermatozoa atau sel kelamin jantan, dan mensekresikan hormone kelamin jantan yaitu testosterone.
Testis adalah suatu organ yang aktif menghasilkan sejumlah besar spermatozoa setiap harinya. Kira-kira 90 persen isi testis ffsssffefkteregr;fhjterdiri dari berates-ratus meter Terdiri dari beratus-ratus meter tubulus yang sangat kecil. Tubulus ini berhubungan satu sama lain. Sepuluh persen sisanya dari seluruh isi testis terdiri dari jaringan ikat, pembuluh-pembuluh darah dan sel-sel penghasil hormone penting yang disebut sel leydig. Hormone jantan atau androgen dihasilkan oleh sel ini yang berfungsi mengontrol tingkah laku jantan atau fungsi kelamin pejantan. Oleh karena itu, bila testis dihilangkan pada saat hewan hewan masih muda , ia tidak akan berkembang sebagai hewan janatan dan seringkali bersifat seperti hewan betina karena terjadi kegagalan pada perkembangan kelamin sekundernya.Apabila hewan dikebiri pada saat telah dewasa, hanya menyebabkan sedikit perubahan pada penampilan.
Sperma dihasilkan didalam tubuli semineferi atas pengaruh FSH, sedangkan testosterone diproduksi oleh sel-sel internstitial dari sel leydig atas pengaruh ICSH.
3.1.2.      Alat Kelamin Sekunder
·         Epididymis
Ductus efferentpada akhirnya bersatu membentuk saluran tunggal yang disebut epididymis. Tiap testis mempunyai satu epididymis (Lindsay et al.,1982). Epididymis adalah suatu struktur memanjang yang bertaut rapat dengan testis. (gambar 3). Ia mengandung ductus epididymidis yang berliku-liku dan mencapai panjang lebih dari 40 meter pada jantan dewasa dan kurang lebih 60 meter pada babi, dan 80 meter pada kuda.
Epididymis dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu kepala, badan dan ekor. Kepala (caput epididymidis) membentuk suatu penonjolan dasar dan agak berbentuk mangkok yag dimulai pada ujung proximal testis. Umumnya ia berbentuk U, berbeda-beda ukurannya dan menutupi seluas satu per satu per tiga dari bagian depan testis. Melalui serosa, saluran epidimis tersususn dalam lobuli dan mengandung ductuli efferentes testis. Saluran tersebut terakhir yang menghubungkan rete testis dengan saluran epididymidis berjumlah 13 sampai 15 buah. Dekat ujung proximal testis, caput epididymidis menjadi pipih dan bersambung ke badan (corpus epididymidis) yang langsing dan berjalan distal sepanjang tepi posterior testis. Pada ujung distal testis,corpus menjelma menjadi cauda epididymidis, yang pada sapi dewasa mencapai ukuran sebesar ujung ibu jari dan agak berayun dalam kedudukannya. Di dekat ligamentum testis, saluran epididymis menjadi lebih kasar dan pada pelipatannya sekeliling ligament, bersambung ke proximal sebagai ductus deferens (Toelihere,1993).
Epididymis memiliki empat fungsi utama, yaitu pengangkutan atau transportasi, konsentrasi atau pengentalan, maturasi dan penyimpanan spermatozoa.
·         Vas deferent
Vas deferens merupakan sebuah saluran dengan satu ujung berawal dari bagian ujung distal dari cauda epididymis. Kemudian dengan melekat pada peritoneum, membentang sepanjang corda spermaticus, melalui daerah inguinalis masuk ruang pelvis, dimana vas deferens bergabung dnegan urethra di suatu tempat dekat dengan lubang saluran kencing dari vesica urinaria. Bagian vas deferens yang membesar dekar dengan urethra, di sebut ampulla. Vas deferens mempunyai otot daging licin yang tebal pada dindingnya dan mempunyai fungsi tunggal yaitu sebagai sarana transportasi spermatozoa. Spermatozoa dikumpulkan dalam ampulla selama ejakulasi, sebelum dikeluarkan ke dalam urethra.
     Urethra merupakan sebuah saluran tunggal yang membentang dari persambungan dengan ampulla sampai ke pangkal penis. Fungsi urethra adalah sebagai saluran kencing dan semen. Pada sapid an domba selama ejakulasi terjadi percampuran yang kompleks antara spermatozoa yang padat asal vas deferens dan epididymis dengan ciran sekresi darikelnjar-kelenjar tambahan dalam urethra yang berada di daerah pelvis menjadi semen. Pada kuda dan babi percampuran ini tidak sesempurna pada sapid an domba. Semen kuda dan babi terdiri dari bagian bebas (tanpa) spermatozoa dan bagian yang kaya spermatozoa.
·         Scrotum
Scrotum, adalah sebuah kantung dengan dua lobus pembungkus testes, terletak di daerah inguinalis, pada kebanyakan ternak yaitu terletak di antara dua paha kaki belakang. Tersusun atas lapisan luar kulit yang tebal yang mempunyai banyak kelenjar keringat dan kelenjar sebaceae, dilapisi selapis otot yang licin, tunica dartos yang bercampur dengan tenunan ikat.. Kantong skrotum terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan pertama adalah kulit diliputi oleh bulu dan kelenjar keringat di dalamnya. Lapisan kedua adalah tunika dartos yang terletak sangat rapat dengan kulit kecuali  pada bagian dorsal dari kantong skrotum. Lapisan ketiga adalah tunika vaginalis yang mempunyai pelebaran sampai ke peeritoneum dari rongga perut. Tunika vaginalis mempunyai dua lapisan yaitu lapisan viseral yang membungkus testis dan epidididmis, lapisan pariental yang bersatu dengan rongga skrotum. Fungsi skrotum adalah melindungi testis dari gangguan luar, berupa pukulan, panas, dingin, dan gangguan-gangguan mekanis lainnya, fungsi terpenting adalah memcegah menurunnya suhu testis sampai beberapa derajat di bawah suhu tubuh sehingga memungkinkan terjadinya proses spermatogenesis secara sempurna.
·         Urethra
Urethra musculinus atau canalis urogenitalis adalha saluran ekskretoris bersama untuk urine dan semen. Urethra membentang  dari daerah pelvis ke penis dan berakhir pada ujung galns sebagai orificium urethrae externa.
Urethra dapat dibagi menjadi 3 bagian:
a.      Bagain pelvis, suatu saluran silindrik dengan panjang 15 sampai 20 cm, diselubungi oleh otot urethra yang kuat dan terletak pada lantai pelvis.
b.      Bulbus urethralis, adalah bagian yang melengkung seputar arcus ischiadicus.
c.       Bagain penis, termasuk kelengkapan penis.
·         Penis
Merupakan organ kopulasi pada ternak jantan, membentang dari titik urethra keluar dari ruang pelvis di bagian dorsal sampai dengan pada orificium urethra eksternal pada ujung bebas dari penis. Pada sapi, domba, kambing, dan babi penis mempunyai bagian yang berbentuk seperti huruf “S” (sigmoid flexure) sehingga penis dapat ditarik dan berada total dalam tubuh. Keempat jenis ternak tersebut dan kuda mempunyai musculus retractor penis, yaitu sepasang otot daging licin, jika releks memberikan kesempatan penis untuk memanjang dan jika kontraksi dapat menarik penis ke dalam tubuh kembali.
Pada kuda glans penisnya tipe vascular, mengandung lebih banyak jaringan erectile dibandingkan dengan glans penis pada domba, kambing, sapid an babi. Jaringan erectile adalah jaringan cavernous (sponge) terletak dalam dua daerah penis, yaitu pada corpus spongiosum penis yang merupakan jaringan cavernouse yang terletak di sekitar urethra, ditutupi oleh musculus bulbospongiosum pada pangkal penis. Kemudian pada corpus cavernosum penis, merupakan sebuah daerah jaringan cavernouse yang lebih besar, terletak di bagian dorsal dari corpus spongiosum penis. Pada mulanya kedua cavernouse tersebut berasal dari musculus ischlocavernouse. Kedua musculus bulbospongiosum dan musculus ischlocavernous adalah otot daging seran lintang yang merupakan musculus skeletal bukan otot daging licin sebagaimana halnya dengan otot-otot daging licin yang pada umumnya ada pada saluran reproduksi ternak jantan maupun betina. Pada saat ereksi penis dari type fibroelastic, diameternya tidak banyak berbeda dengan pada saat releks, tetapi pada penis type vascular, diameternya menjadi lebih besar dibandingkan ketika tidak ereksi. Gambar perbandingan bentuk glans penis antara sapi, domba, babi dan kuda, ditunjukkan pada gambar 4.
Kulit yang membungkus secara sempurna pada ujung bebas dari penis disebut reputeum. Perkembangan embrionik dari organ ini sama dengan perkembangan dari organ labia minira pada ternak betina. Prepuce dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian prepenile, lipatan luar dan bagian penile, lipatan dalam. Sekitar lubang prepuse ditumbuhi oleh rambut panjang dan kasar. Pada saat penampungan semen dalam program inseminasi buatan, perlu diadakan pencukuran terhadap rambut ini, untuk menjaga agar semen tidak tercemar oleh kotoran yang kemungkinan besar menempel pada rambut tersebut.
3.1.3.      Kelenjar Aksesori
Kelenjar-kelenjar tambahan pada tiap ternak berbeda (gambar 5).
·         Kelenjar vesicular
            Kelenjar ini di sebut juga sebagai kelenjar seminal vesicles, merupakan sepasang kelenjar yang mempunyai lobuler, mudah dikenali karenamirip segerombol anggur, berbonggol – bonggol. Panjang kelenjar ini sama pada beberapa jenis ternak seperti kuda, sapid an babi yaitu berkisar 13 – 15 cm, tetapi lebar dan ketebalannya berbeda, kelenjar vesicular pada sapi mempunyai ketebalan dan lebar hamper separuh dari yang ada pada babi dan kuda. Domba mempunyai kelenjar vesicular jauh lebih kecil, mempunyai panjang kira – kira 4 cm.
            Saluran – saluran ekskretori kelenjar vesicular terletek di dekat bifurcation ampulla dengan uretra. Pada sapi, kelenjar vesicular memberikan sekresinya lebih dariseparuh volume total dari semem dan pada jenis – jenis ternak lainnya rupanya juga sama sebagai mana pada sapi.
            Sekresi kelenjar vesicular mengandung beberapa campuran organic yang unik, yakni tidak dijumpai pada substansi – substansilain di mana saja ada tubuh. Campuran – campuran anorganik ini di antaranya adalah fructose dan sorbitol, merupakan sumber energi utama bagi spermatozoa sapi dan spermatozoa domba, tetapi pada kuda dan babi konsentrasinya rendah. Sekresi kelenjar vesikula juga mengandung dua larutan buffer, yaitu phosphate dan carbonate buffer yang penting sekali dalam mempertahankan pH semen agar tidak berubah, karena jika terjadi perubahan pH semen, hal ini dapat berakibat jelek bagi spermatozoa.
·         Kelenjar prostate
            Kelenjar prostate merupakan kelenjar tunggal yang terletak mengelilingi dan sepanjang uretra tepat dibagian posterior dari lubang ekskretoris kelenjar vesicular. Badan kelenjar prostate jelas dapat dilihat pada ternak yang dewasa, pada sapid an kuda dapat di raba melalui palpasi parectal. Pada domba, seluruh prostatenya mengelilingi otot daging uretra. Ekskresi kelenjar prostate hanya sebagian kecil saja menyusun pada cairan semen pada cairan semen pada beberapajenis ternak yang diteliti. Tetapi beberapa laporan menunjukkan bahwa setidak – tidaknya sumbangan kelenjar prostate sebagaimana substantial kelenjar vesicular pada babi. Kelenjar prostate mengandung banyak ion – ion anorganik, meliputi Na, Cl, dan Mg semuanya dalam larutan.
            Kelenjar prostat sapi mengelilingi urethra dan terdiri dari dua bagian; badan prostate (corpus prostate) dan prostate disseminate atau prostate yang cryptic (pars disseminta prostate). Sekresi kedua bagian ini berjalan melalui saluran kecil dan banyak yang bermuara ke dalam urethra pada beberapa deretan.
·         Kelenjar cowper
Kelenjar cowper (glandulae bulbourethralis) terdapat sepasang, berbentuk bundar, kompak, berselubung tebal dan pada sapi sedikit lebih kecil daripada kelenjar cowper kuda yang berukuran tebal 2,5 sampai 5 cm. kelenjar-kelenjar tersebut terletak diatas urethra dekat jalan keluarnya dari cavum pelvis. Saluran-saluran sekretoris yang panjangnya 2 sampai 3 cm. kedua saluran ekskretoris kelenjar cowper mempunyai muara kecil terpisah di tepi lipatan mucosa urethra (Toilehere, 1993.
3.2.            Perbandingan Organ Reproduksi Tiap Ternak
Dilihat pada gambar bahwa, adanya perbedaan yang jelas antara organ reproduksi sapi jantan dan ayam. Biasanya pada ruminansia organ reproduksinya sam, yang membedakan adalah tipe penisnya.
3.2.1.      Organ Reproduksi Pada Ayam (gambar 6)
·         Testis
Testis berjumlah sepasang terletak pada bagian atas di abdominal kearah punggung pada bagian anterior akhir dari ginjal dan berwarna kuning terang. Pada unggas testis tidak seperti hewan lainnya yang terletak di dalam skrotum (Nesheim et al., 1979). Fungsi testis menghasilkan hormon kelamin jantan disebut androgen dan sel gamet jantan disebut sperma (Nalbandov, 1990).       
·         Epididimis
Epididimis berjumlah sepasang dan terletak pada bagian sebelah dorsal testis. Berfungsi sebagai jalannya cairan sperma ke arah kaudal menuju ductus deferens.
·         Duktus deferens
Jumlahnya sepasang, pada ayam jantan muda kelihatan lurus dan pada ayam jantan tua tampak berkelok-kelok. Letak ke arah kaudal, menyilang ureter dan bermuara pada kloaka sebelah lateral urodeum.
·         Organ kopulasi
Pada unggas duktus deferens berakhir pada suatu lubang papila kecil yang terletak pada dinding dorsal kloaka. Papila kecil ini merupakan rudimeter dari organ kopulasi (Nesheim et al., 1972).
3.2.2.      Organ Reproduksi Sapi Jantan ( Gambar 7)
Secara anatomik, alat kelamin jantan dapat dibagi menjadi 3 bagian besar, yaitu :


1.      Kelenjar benih – testis
2.      Saluran reproduksi – rete testis, vas eferens, epididimis, vas deferens, uretra, serta kelenjar mani (kel.vesikularis, kel.prostat, kelenjar bulbouretralis/cowper)
3.      Alat kelamin luar – penis, skrotum, dan preputium
a.      Testis
Struktur : bentuk bulat panjang, terbungkus oleh tunika albugenia yang mengandung syaraf & pembuluh darah yang berkelok-kelok.
Fungsi     : menghasilkan spermatozoa (pd tubulus seminiferus), dan penghasil hormon androgen-testosteron (o/ sel Leydig). Jg terdapat sel sertoli yg berfungsi nutritif u/sperma.
Testis di bungkus oleh skrotum
b.      Epididimis
Anatomi epididimis, terdiri dari 3 bagian, yakni :
1.    Caput epididimis - muara dari sejumlah duktus eferents dan terletak pada bagian ujung atas dari testes
2.    Corpus epididimis - saluran kelanjutan dari caput yang berada di luar
3.    Cauda epididimis - kelanjutan dari corpus yang terletak pada bagian ujung bawah testes

c.       Vas Deferens
Saluran yang menghubungkan cauda epididimis dengan uretra. Vas deferens b’sama pblh darah dan syaraf testis memasuki ruang abdomen disebut funiculus spermaticus.
Sebelum koitus terjadi, yaitu pada saat rangsangan seksuil terjadi, vas eferens berkontraksi dan gerak persitaltik yang terjadi mengalirkan sperma dari bagian ekor epididimis ke dalam ampula.

d.       Penis
o   2 fungsi utamanya, yaitu menyemprotkan semen ke dalam alat reproduksi betina & u/ lewatnya urin
o   Pd sapi, bentukx bulat panjang, bertipe fibro elastis
o    Terbungkus o/ tunika albugenia.
o   Dilengkapi m. retraktor penis yg dpt merelax dan melengkung, serta corpus cavernosum penis u/ menegakkan penis, menyatu pd glans penis disebut corpus fibrosum
o   Dibagi menjdi 3 bagian :
ü  Bag. Pangkal, disebut crus penis.
ü  Bag. Badan, di tenghnya melipat melingkar membentuk huruf S “sigmoid”
ü  Bag. Ujung, disebut “glans penis”

e.       Praeputium
o   Merupakan alat pelindung penis dari pengaruh luar & kekeringan, berasal dari kulit.
o   Celah praeputium sapi dewasa + 5 cm dari caudal tali pusat, lebar + 3 jari. Disekitarnya ditumbuhi bulu-bulu pelindung yang lebih panjang dari bulu biasanya.
o   Ruang praeputium yang berisi penis panjangnya 35-40 cm, dengan diameter 3-4 cm.
o   Dinding praeputium dilapisis kel.berbentuk tabung, dengan sekresi kental berlemak. Kadang terdapat smega praeputii (campuran sekresi praeputium dgn reruntuk epitel dan bakteri pembusuk).
BAB IV
PENUTUP
4.1.      Kesimpulan
§  Organ reproduksi ternak jantan meliputi organ reproduksi primer, organ reproduksi sekunder dan organ reproduksi tambahan atau aksesoris.
§  Organ reproduksi primer terdiri dari testis; Organ reproduksi sekunder terdiri dari epididimis, vas defferens/ductus efferent, skrotum, penis; organ reproduksi tambahan/aksesoris terdiri dari vesicula urinaria, kelenjar prostata, kelenjar cowper/bulbo uretralis.
§  Testes pada hewan jantan berebentuk lonjong dan berwarna putih pucat sampai kekuningan. Untuk sapi Bali yang normal panjang dan diameter testesnya mencapai 10 cm, sedangkan ukuran testes pada sapi Brahman normal lebih besar dimana panjangnya 14 cm dan berdiameter 18 cm. Testes berfungsi sebagai  penghasil sperma dan hormon kelamin jantan (testosterone)
§  Vas deferens memiliki warna putih kekuningan sampai krem, akibat pembuluh darah terkadang vas deferens terlihat berwarna kemerah-merahan. Sapi bali yang normal saluran vas deferensnya memiliki panjang 12 cm dengan diameter 1 cm. Untuk sapi Brahman normal panjang 21 cm dan diameter 0,5 cm. Sedangkan untuk sapi Brahman abnormal panjang vas deferens mencapai 23 cm dengan diameter 0,5 cm. Berfungsi untuk menyalurkan semen dari epididymis menuju ke ampula pada saat terjadi ejakulasi.
§  Scrotum merupakan lapisan terluar dari testes atau biasa disebut sebagai pembungkus testes yang memiliki struktur kulit yang tipis serta banyak mengandung kelenjar keringat sehingga dapat berfungsi untuk melindungi testes serta mempertahankan suhu testes.
§  Preputium merupakan kulit tipis atau kalup yang merupakan kelanjutan dari kulit abdomen berfungsi untuk yang membungkus atau menutup ujung penis.
§  Kelenjar vesikuler befungsi untuk menghasilkan cairan yang mengandung protein yang tinggi yang digunakan sebagai sumber energi bagi sperma.
§  Kelenjar prostat pada sapi bali normal panjang 3,5 dan diameter 6 cm ; Pada sapi Brahman abnormal panjang 4,5 dan diameter 5,5 cm sedangkan kelenjar prostat pada sapi Brahman normal sulit diidentifikasi karena banyaknya timbunan lemaknya. Kelenjar prostat berdekatan dengan kelenjar vesikuler, berbentuk lonjong serta memiliki warna yang kuning kemerah-merahan. Berfungsi untuk memberikan bau yang khas terhadap semen dan serta mengandung mineral yang tinggi yang digunakan sebagai bahan makanan untuk sperma di dalam semen.
§  Kelenjar Cowpers berfungsi untuk menghasilkan cairan yang akan membersihkan ureter dari sisa-sisa sekresi kedua kelenjar pelengkap yang lainnya serta dari sisa-sisa urine, Kelenjar cowpers berbentuk lonjong dan berwarna kemerah-merahan. Kelenjar ini pada sapi Bali normal panjangnya 1,5 dan berdiameter 1 cm,  pada sapi Brahman  abnormal panjangnya mencapai 7,5 dan diameter 4,5 cm.
§  Pada ruminanisa anatomi organ reproduksi hamper sam yang membedakan hanya pada tipe penis
§  Antara unggas dan ruminansia antomi organ reproduksinya jauh berbeda, seperti papilla yang rudimenter, sedangkan pada sapi tidak ada organ yang rudimenter, pada unggas tidak ada epididymis, serta testes pada unggas yang merupakn satu-satunya yang memiliki testes yang berada didalam tubuh.

4.2.      Kritik dan Saran
Penulis menyadari dalam pmbuatan makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diperlukan untuk menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Tanpa tahun. Sistem reproduksi.  http://pertanian.uns.ac.id/~adimagna/IlmuTernak%20UnggasReproduksi.htm
Feradis. 2010. Reproduksi Ternak. Alfabetha:Bandung.
Frandson, R. D. 1993. Anatomi dan Fisiologi Ternak (Terjemahan). Edisi ke empat, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Lestari, Lara A. P. 2013. Struktur Anatomi dan Histologi Organ-Organ Reproduksi. Skripsi. Program studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
http://digilib.uinsuka.ac.id/7260/2/BAB%20I,%20V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
Toilehere, M.R. 1993. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. Angkasa:Bandung.
Salisbury, G. W. dan N. L. VanDenmark. 1985. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan Pada Sapi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Description: https://fbcdn-sphotos-f-a.akamaihd.net/hphotos-ak-ash4/1452020_611769048885277_991638592_n.jpgLAMPIRAN GAMBAR























Gbr.1. Diagram yang menunjukkan perkembangan testis dan saluran reproduksi pada fetus sapi. A=pada kebuntingan 62 hari, B=pada kebuntingan 102 hari, C=pada kebuntingan 140  hari.


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYq8JaWFJdHBo9Q_4BxXQb28tUUxndfqmhBhyphenhyphenpQHsNTDlh8cIelDMHgKnRUihBAp4Z566ic_-BwgfD8j3uoM4HofOOSZS0gw3nMzlASGMNSIa3gFHCIeakdEcXjsJMAe8LkfgNH5YvJhE/s1600/fig_3_1_a.gif
















Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUt1XmMAwSza9ng7V6MRQSyGqKSTvLT_RwWq2xXknJb8NmE8c51wy0URvz-7ozZ8p1XpNmTUMJX3fbZQkmgv1m3_pPK4h3NFj4hpB2aFEFOyxTBuwhz4_hYncfPxUgXGtmJPZYqD8Rask/s1600/fig_3_1_b.gif
















Gbr 2. Diagram of the reproductive system of the (a) bull; (b) ram; (c) boar; and (d) stallion.(Redrawn from Sorenson. 1979. Animal Reproduction: Principles and Practices. McGraw-Hill.)

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghMJviPPClDOjBAiv6hWH_qo75di5Hk-_B-hfw_C49mxWjt0VdkySLSPCTZ3ZX0A5scaPpC_nNF-_8YAP1eJ-ph2dwmvjCUVPScUxHXq1H1yM9r4_9VJWynZu2y21rbKtyLe9UevOEhwY/s1600/testes.jpg
Gbr.3 . bagian-bagian testis dan epididymis
 


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1fV1LTS6KG2YdZf71RWzylfCK5BjH1zRFtMjCwyfQPmb7ueTch7GjGmj6PwUwj-wjrChTrXWxSJA0ealres6S58LwQF-KYHPwq4d9DJkUdM0i0BEvLjz0OFz3_EDN2CKPzeQvWE1m5vo/s1600/fig_3_7.gif









Gbr4. Comparative diagram showing the shape of the glans penis of the bull, boar, ram. and stallion. Note the twisted groove containing the external urethral orifice in the bull, the urethral proxess ( filiform appendage ) extending beyond the glands penis ing the ram, the corkscrew spiral in the boar, and the flattened glans penis in the stallion with the small urethral process extending beyond.(Redrawn from Ashdown and Hancock. 1974. Reproduction in Farm Animals.(3rd ed.). ed. Hafez.Lea Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeaf2fA7A3eBdbBjahSKf1OdahERtHobYjz8Qt4j2EAhyOjZsTNweGxn33GJel0bRXsg4zgqnP7a8GcATlnnGZl-kBvyedenwLcXU8mVnvl-chJLZL2HpsQezKEOArBg9pYf8SzIOmLPc/s1600/fig_3_6.gifand Febiger.)

Gbr 5. Accessory glands of the bull, boar, ram, and stallion showing their relationship to the ampulla and urethra. (Redrawn from Ashdown and Hancock. 1974. Reproduction in Farm Animals.(3rd ed). ed. Hafez. Lea and Febiger.) 
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbHUlga9HFKwMw3HIsITCQg9u6LyAr-UnrTEaBBZwNmTywWr-PoiIw4kNnsTmT-lilNChPGsCncKG7N-LCWSx98ZezB1h8EgNoR1WSxCAIO-UBhwUR0s3mk7QoQV0K0p00_ndtuCYt/s1600/Ilustrasi+Sistem+Reproduksi+Ayam+Jantan.jpg





Gbr 6. Organ reproduksi ayam jantan


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSvVPtd6UM63NVSID6wWtccOmfBRH0VK17jgfRYXpbgVcHOf9zEg4s7-gjeWbVx8w4XJpGi1LsyLHmnVGuQF6W46LTQIXApNyPITEBc2PQ7n0CzAxeBwX33_HzUWR_HcKYV8Mp5A9atx4p/s320/14.PNG











Gbr 7. Organ Reproduksi Sapi Jantan














2 komentar:

Unknown mengatakan...

Really thanks, this one help me so much :)

Anonim mengatakan...

emperor casino – ShooterCasino
We offer the best casino slots. With over 1700 slots games, the 제왕 카지노 Emperor Casino gives you the best chance to play the most popular 메리트 카지노 쿠폰 games. Read 인카지노 more.

Posting Komentar