Read More
Buat IDM Full Versi Gak Pake Lama
Yah sesibuk-sibuknya gw, gw sempetin buat nulis..alasannya kenapa..yah temen gw marah-marah akibat download film yang tak kunjung beres dan gagal mulu, pas gw suruh pake IDM aja yah..dia malah nambah sewot katanya IDM gw bajakan yah kaga bisa download lagi alias trial dan gak bisa dipake lagi buat download...yah hari gini emang gratisan tuh kaga pernah tergerus waktu wkwkwk..yap itu jadi inspirasi gw buat nulis nih di blog...Walo pun banyak orang yang udah tau gmana caranya buat IDM full, gw juga mwlah nulis ini di blog gw..yah bukan ikut-ikutan sih, gw cuma mw nyimpen dat..(alesan..BASI...wkwkwk)..sory banyak bacot..langsung aja dah...mongoo...tinggalkan komentar yaw...
"Untuk mengenang jasa uploader sebelumnya (hahaha) gw gak hapus nama blognya didalem arsipnya..."
Linknya disini:
Note : Bisa langsung diekstrak kok..udah diekstrak jalanin programnya, klik patch, pilih instalan IDmnya. biasanya di sistem C. Setelah itu lo pilih program file, trus lo cari Internet Download Manager, klik dah aplikasi instalannya, tunggu ampe ada pemberitahuan patchnya sukses.
akhirnya IDM jadi ful version, bisa langsung download film sepuasnyaaaa....
buat liat full version ato nggak bisa diliat di Bantuan (Help) trus tentang IDM (About IDM)...
oya, sebelum di patch lo masuk dulu ke run dengan cara klik gambar windows+R, trus lo tulis "Regedit". masuk ke HKEY_LOCAL_MACHINE pilih Software trus hapus folder internet Download Managernya...gampangkan???
"Nothing Is Easy But Nothing Is Imposible"
Read More
"Untuk mengenang jasa uploader sebelumnya (hahaha) gw gak hapus nama blognya didalem arsipnya..."
Linknya disini:
Note : Bisa langsung diekstrak kok..udah diekstrak jalanin programnya, klik patch, pilih instalan IDmnya. biasanya di sistem C. Setelah itu lo pilih program file, trus lo cari Internet Download Manager, klik dah aplikasi instalannya, tunggu ampe ada pemberitahuan patchnya sukses.
akhirnya IDM jadi ful version, bisa langsung download film sepuasnyaaaa....
buat liat full version ato nggak bisa diliat di Bantuan (Help) trus tentang IDM (About IDM)...
oya, sebelum di patch lo masuk dulu ke run dengan cara klik gambar windows+R, trus lo tulis "Regedit". masuk ke HKEY_LOCAL_MACHINE pilih Software trus hapus folder internet Download Managernya...gampangkan???
"Nothing Is Easy But Nothing Is Imposible"
Makalah Organ Reproduksi Ternak Jantan
MAKALAH
ORGAN
REPRODUKSI TERNAK JANTAN
Disusun Oleh:
Ambar Aulia F R
200110120307
FAKULTAS
PETERNAKAN
UNIVERSITAS
PADJADJARAN
SUMEDANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Usaha peternakan (animal farming)
merupakan sector ekonomi yang penting baik di negara beriklim sedang maupun di
negara-negara tropis di dunia. Terdapat perbedaan yang cenderung semakin
membesar antara meningkatnya populasi (penduduk) dunia dan kemampuan bumi untuk
memproduksi makanan, yang kecepatan peningkatannya kurang dari kecepatan
pertumbuhan populasi. Akibatnya pasokan makanan perkapita menurun. Namun isu
disini yang paling penting adalah peranan peternakan. Dengan meningkatnya
standar hidup maka konsumsi produk-produk peternakan pun meningkat. Oleh karena
itu, peternak sebisa mungkin harus dapat meoptimalkan kemampuan dari hewan
ternaknya.
Keberhasailan usaha perbaikan
peternakan dan peningkatan populasi
ternak tidak dapat dicapai hanya dengan bantuan material dan biaya dari
pemerintah tetapi harus ditunjang pula oleh pengerian, pengetahuan, dan
ketermapilan semua pihak yang berkecimpung dalam usaha pengembangan produksi
peternakan, baik perencana dan pelaksana, maupun calon-calon perencana dan
peternaknya sendiri, khususnya dalam bidang reproduksi dan inseminasi buatan.
Reproduksi merupakan kemampuan makhluk
hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk
mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Hal ini juga
bertujuan agar keseimbangan alam tetap terjaga.
1.2.
Rumusan Masalah
·
Terdiri dari apa
saja organ reproduksi ternak jantan?
·
Bagaimana
struktur anatomi organ reproduksi ternak jantan?
·
Apa fungsi dari
masing-masing organ reproduksi ternak jantan?
1.3.
Maksud dan Tujuan
·
Mengetahui
bagian-bagian organ reproduksi ternak jantan
·
Mengetahui
struktur anatomi organ reproduksi ternak jantan
·
Mengetahui fungsi
dari masing-masing organ reproduksi ternak jantan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Reproduksi hewan jantan
adalah suatu proses yang kompleks yang melibatkan seluruh tubuh hewan itu.
Sistem reproduksi akan berfungsi bila makhluk hidup khususnya hewan ternak
dalam hal ini sudah memasuki sexual maturity atau dewasa kelamin. Setelah
mengalami dewasa kelamin, alat-alat reproduksinya akan mulai berkembang dan
proses reproduksi dapat berlangsung baik ternak jantan maupun betina.
Organ reproduksi hewan jantan dapat dibagi atas tiga
komponen; (a) organ kelamin primer, yaitu gonad jantan, dinamakan testis
testiculus (jamak: testes atau testiculae), disebut juga orchis didymos, (b)
sekelompok kelenjar-kelenjar kelamin pelengkap kelenjar-kelenjar vesikularis,
prostata dan cowper, dan saluran-saluran yang terdiri dari epididimis dan vas
deferens, dan (c) alat kelamin luar atau organ kopulatoris yaitu penis (
Toelihere, 1993)
2.1. Testis
Testes
sebagai organ kelamin primer mempunyai dua fungsi yaitu 1) mengahasilkan
spermatozoa atau sel-sel kelamin jantan, dan 2) mensekresikan hormon kelamin
jantan, testosteron. Spermatozoa dihasilkan dalam tubuli seminiferi atas
pengaruh FSH (Follicle Stimulating Hormone), sedangkan testosteron diproduksi
oleh sel-sel intertitial dari Leydig atas pengaruh ICSH (Intertitial Cell
Stimulating Hormone) (Toelihere, 1979).
Struktur-struktur
testis meliputi; a) Tunika albuginea, merupakan pembungkus langsung
testis. Licin karena banyak mengandung pembuluh syaraf dan darah. b)
Septum testis; c) Tubulus seminiferus, merupakan tabung (saluran) kecil panjang
berkelok-kelok dan merupakan isi dari Lobulus; d) Rete testis, merupakan
saluran penghubung antara epididimis dengan Lobulus; e) Ductus
efferentis; f) Caput Epididimis, membentuk suatu tonjolan dasar dan agak
berbentuk mangkuk yang dimulai pada ujung proximal testis. g) Corpus
Epididimis, bagian bawah terentang ke bawah, sejajar dengan jalannya
vasdeferens, menjalar terus hampir melewati testes, dibagian bawah teats
epididimis membelok ke atas; h) Cauda epididimis, merupakan bagian
epididimis yang terletak pada bagian bawah testis yang membelok ke atas.
i) Vasdeferens, terentang dari ekor epididimis sampai urethra (Toelihere 1979,
Marawali 2001).
2.2. Epididymis
Epididimis,
suatu pembuluh yang timbul dari bagian dorsal testis berasal dari duktus
efferensia, terdiri dari 3 bagian: kepala, badan dan ekor (Salisbury, 1985).
Kepala (caput epididymis) membentuk suatu penonjolan dasar dan agak berbentuk
mangkok yang dimulai pada ujung proximal testis. Umumnya berbentuk U,
berbeda-beda dalam ukurannya dan menutupi seluas satu pertiga dari
bagian-bagian testis (Toelihere, 1979). Corpus epididimis (badan epididimis):
bagian badan terentang lurus ke bawah, sejajar dengan jalannya vasdeferens,
menjalar terus hampir melewati testes, dibagian bawah testes epididimis
membelok ke atas. Cauda epididimis (ekor epididimis): merupakan bagian
epididimis yang terletak pada bagian bawah testes yang membelok ke atas. Pada
hewan hidup cauda epididimis terlihat berupa benjolan di bagian ujung bawah
testes dan dapat diraba (Marawali, 2001).
Lumen
epididymis hanya dilapisi oleh satu macam sel yaitu sel berambut silia yang
tidak bergerak. Karena silianya tidak bergerak maka sel-sel ini disebut stereo
silia (Sukra, 2000).
2.3. Vas
Deferns
Vas
deferens atau ductus deferens mengangkut sperma dari ekor epididimis ke
urethra. Dindingnya mengandung otot-otot licin yang penting dalam mekanisme
pengangkutan semen waktu ejakulasi. Diameternya mencapai 2 mm dan
konsistensinya seperti tali (Toelihere, 1979. Marawali, 2001).
Salisbury
(1985), menyatakan, vas deferens berasal dari epididimis dan berjalan dari
titik terendah testis ke atas dan bersama dengan tali spermaticus melewati
cincin inguinalis dan di tempat itu vas deferens akan memisahkan diri dari
pembuluh darah arteri dan vena, syaraf dan jaringan lain pada tali spermaticus
tersebut. Vas deferens akan masuk ke dalam ruang abdominalis. Mengandung sel
epitel yang berjajar hampir lurus, memiliki dua lapisan urat daging yang
membujur dan melingkar, dan dibungkus oleh selaput peritoneum. Dekat kepala epididimis,
vas deferens menjadi lurus dan bersama-sama buluh-buluh darah dan lymphe dan
serabut-serabut syaraf, membentuk funiculus spermaticus yang berjalan melalui
canalis inguinalis ke dalam cavum abdominalis. Kedua vas deferens, yang
terletak sebelah menyebelah di atas vesica urinaria, lambat laun menebal dan
membesar membentuk ampullae ductus efferentis (Toelihere, 1979). Ampula pada
sapi panjangnya 10 sampai 14 cm, diameter 1.0 sampai 1.5 cm dan pada kuda
panjagnya 15 sampai 24 cm dan diameternya 2 – 2.5 cm, sedangkan pada anjing dan
kucing tidak terdapat ampula dan pada babi kecil (Marawali, 2001).
Sperma
diangkut dari ekor epididimis ke ampula di bantu dengan gerakan peristaltik vas
deferens. Kelenjar-kelenjar vesikularis mengahasilkan fruktosa dan asam sitrat.
Ampula dapat diurut secara manual untuk memperoleh semen (Toelihere 1979,
Marawali 2001).
Vas
deferens atau ductus deferens mengangkut sperma dari ekor epididimis ke
urethra. Dindingnya mengandung otot-otot licin yang penting dalam mekanisme
pengangkutan semen. Pada saat praktikum, untuk mengamati gambaran eksternal
dari testis dinding yang mengandung otot-otot licin tersebut di kupas sampai
testis terlihat dan Salisbury (1985), menyatakan, vas deferens bersal dari
epididimis dan berjalan dari titik terendah testis ke atas dan bersama dengan
tali spermaticus melewati cincin inguinalis dan di tempat itu vas deferens akan
memisahkan diri dari pembuluh darah arteri dan vena, syaraf dan jaringan lain
pada tali spermaticus tersebut. Vas deferens akan masuk ke dalam ruang
abdominalis. Mengandung sel epitel yang berjajar hampir lurus, memiliki dua
lapisan urat daging yang membujur dan melingkar, dan dibungkus oleh selaput
peritoneum. Dekat kepala epididimis, vas deferens menjadi lurus dan
bersama-sama buluh-buluh darah dan lymphe dan serabut-serabut syaraf, membentuk
funiculus spermaticus yang berjalan melalui canalis inguinalis ke dalam cavum
abdominalis. Kedua vas deferens, yang terletak sebelah menyebelah di atas
vesica urinaria, lambat laun menebal dan membesar membentuk ampullae ductus
efferentis (Toelihere, 1979). Ampula pada sapi panjangnya 10 sampai 14 cm,
diameter 1.0 sampai 1.5 cm dan pada kuda panjagnya 15 sampai 24 cm dan
diameternya 2 – 2.5 cm, sedangkan pada anjing dan kucing tidak terdapat ampula
dan pada babi kecil (Marawali, 2001).
2.4. Penis
Penis adalah organ seksual jantan
yang dibungkus oleh kulit yang disebut kalup (prepusium). Lapisan dalam kalup
disuplai dengan kelenjar keringat yang mengeluarkan smegma. Uretra pada hewan
jantan adalah tabung mukoid yang memanjang mulai dari kandung kemih ke bagian
depan penis. Penis terdiri dari akar, badan dan ujung bebas yang berakhir pada
glans penis. Badan penis terdiri dari corpus cavernosum penis yang relatif
besar dan diselaputi selubung fibrosa tebal berwarna putih, tunica albuginea.
Dibagian ventral terdapat corpus cavernosumyaitu suatu struktur yang relatif
lebih kecil mengelilingi uretra (Sukra,
2000).
2.5. Kelenjar
Vesicular (Vesicula Seminalis)
Kelenjar
ini di sebut juga sebagai kelenjar Vesicula Seminalis yang merupakan sepasang
kelenjar yang mempunyai lobuler, mudah dikenali karena mirip segerombol anggur,
berbonggol – bonggol. Vesicula seminalis adalah sepasang kelenjar yang biasanya
bermuara dengan duktus deferens melalui bermacam-macam duktus ejakulatori ke
dalam uretra pelvis kemudian ke kaudal leher kantong kancing (Frandson, 1993).
Pada
postmortem zat cair yang dihasilkan kelenjar ini berupa cairan yang agak kental
dan lengket mengandung potasium, asam citrat, fruktose, dan beberapa macam
enzim. Sekresi kelenjar ini merupakan 50% dari volume total dari satu ejakulasi
yang normal. (Sukra, 2000).
2.6. Kelenjar
Bulbourethral atau Cwoper
Kelenjar
bulborethal terdiri sepasang kelenjar yang terletak sepanjang uretra, dekat
dengan titik keluarnya uretra dari ruang pelvis, letaknya lebih kaudal lagi
dari kelenjar prostat. Baik kelenjar prostat maupun Cowpers terbentuk dari
lobuli dan tiap-tiap lobuli berbentuk tabung. Tiap lobule dipisahkan dari yang
lain oleh susatu dinding pemisah yang mengandung serabut-serabut urat daging.
Sebelum kopulasi, sering terlihat adanya tetesan-tetesan cairan dari penis yang
berasal dari kelenjar Cowper (Sukra, 2000).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Anatomi Organ Reproduksi Jantan dan
Fungsinya
Alat reproduksi ternak jantan
di bagi menjadi tiga yaitu
1.Alat kelamin primer berupa testes.
2.Alat kelamin sekunder yaitu epididimis, vas deverent, scrotum,
uretra, dan penis.
3.Kelenjar aksesori yaitu kelenjar vesikula seminalis, kelenjar
prostata, dan kelenjar cowper.
Pada masa ambrio, testis
berasal dari corda genitalia primer, sedangkan system saluran reproduksi
berasal dari ductus wolffii. (Gambar 1 perkembangan testis dan saluran
reproduksi pada fetus sapi).
Organ jantan pada beberapa hewan ternak berbeda-beda.
(gambar 2)
3.1.1.
Alat Kelamin Primer
·
Testes
Spermatozoa atau gamet jantan dihasilkan oleh
sepasang testes dimana pada hamper sebagian besar golongan hewan domestic
tergantung diluar tubuh. Testes terletak pada daerah prepubis, terbungkus dalam
kantong scrotum dan digantung oleh funiculus
spermaticus yang mengandung unsur-unsur yang terbawa oleh testesdalam
perpindahannya dari cavum abdominalis
melalui canalis inguinalis ke dalam
scrotum.
Testis sebagai organ primer mempunyai dua
fungsi yaitu menghasilkan spermatozoa atau sel kelamin jantan, dan
mensekresikan hormone kelamin jantan yaitu testosterone.
Testis adalah suatu organ yang aktif
menghasilkan sejumlah besar spermatozoa setiap harinya. Kira-kira 90 persen isi
testis ffsssffefkteregr;fhjterdiri dari berates-ratus meter Terdiri dari
beratus-ratus meter tubulus yang sangat kecil. Tubulus ini berhubungan satu
sama lain. Sepuluh persen sisanya dari seluruh isi testis terdiri dari jaringan
ikat, pembuluh-pembuluh darah dan sel-sel penghasil hormone penting yang
disebut sel leydig. Hormone jantan atau androgen dihasilkan oleh sel ini yang
berfungsi mengontrol tingkah laku jantan atau fungsi kelamin pejantan. Oleh
karena itu, bila testis dihilangkan pada saat hewan hewan masih muda , ia tidak
akan berkembang sebagai hewan janatan dan seringkali bersifat seperti hewan
betina karena terjadi kegagalan pada perkembangan kelamin sekundernya.Apabila
hewan dikebiri pada saat telah dewasa, hanya menyebabkan sedikit perubahan pada
penampilan.
Sperma dihasilkan didalam tubuli semineferi
atas pengaruh FSH, sedangkan testosterone diproduksi oleh sel-sel internstitial
dari sel leydig atas pengaruh ICSH.
3.1.2.
Alat Kelamin Sekunder
·
Epididymis
Ductus
efferentpada akhirnya bersatu membentuk saluran tunggal yang disebut
epididymis. Tiap testis mempunyai satu epididymis (Lindsay et al.,1982).
Epididymis adalah suatu struktur memanjang yang bertaut rapat dengan testis. (gambar
3). Ia mengandung ductus epididymidis yang berliku-liku dan mencapai panjang
lebih dari 40 meter pada jantan dewasa dan kurang lebih 60 meter pada babi, dan
80 meter pada kuda.
Epididymis dapat
dibagi menjadi 3 bagian yaitu kepala, badan dan ekor. Kepala (caput
epididymidis) membentuk suatu penonjolan dasar dan agak berbentuk mangkok yag
dimulai pada ujung proximal testis. Umumnya ia berbentuk U, berbeda-beda
ukurannya dan menutupi seluas satu per satu per tiga dari bagian depan testis.
Melalui serosa, saluran epidimis tersususn dalam lobuli dan mengandung ductuli efferentes testis. Saluran
tersebut terakhir yang menghubungkan rete testis dengan saluran epididymidis
berjumlah 13 sampai 15 buah. Dekat ujung proximal testis, caput epididymidis
menjadi pipih dan bersambung ke badan (corpus
epididymidis) yang langsing dan berjalan distal sepanjang tepi posterior
testis. Pada ujung distal testis,corpus menjelma menjadi cauda epididymidis,
yang pada sapi dewasa mencapai ukuran sebesar ujung ibu jari dan agak berayun
dalam kedudukannya. Di dekat ligamentum
testis, saluran epididymis menjadi lebih kasar dan pada pelipatannya
sekeliling ligament, bersambung ke proximal sebagai ductus deferens (Toelihere,1993).
Epididymis
memiliki empat fungsi utama, yaitu pengangkutan atau transportasi, konsentrasi
atau pengentalan, maturasi dan penyimpanan spermatozoa.
·
Vas
deferent
Vas deferens merupakan sebuah saluran dengan
satu ujung berawal dari bagian ujung distal dari cauda epididymis. Kemudian
dengan melekat pada peritoneum, membentang sepanjang corda spermaticus, melalui
daerah inguinalis masuk ruang pelvis, dimana vas deferens bergabung dnegan
urethra di suatu tempat dekat dengan lubang saluran kencing dari vesica
urinaria. Bagian vas deferens yang membesar dekar dengan urethra, di sebut
ampulla. Vas deferens mempunyai otot daging licin yang tebal pada dindingnya
dan mempunyai fungsi tunggal yaitu sebagai sarana transportasi spermatozoa.
Spermatozoa dikumpulkan dalam ampulla selama ejakulasi, sebelum dikeluarkan ke
dalam urethra.
Urethra
merupakan sebuah saluran tunggal yang membentang dari persambungan dengan
ampulla sampai ke pangkal penis. Fungsi urethra adalah sebagai saluran kencing
dan semen. Pada sapid an domba selama ejakulasi terjadi percampuran yang
kompleks antara spermatozoa yang padat asal vas deferens dan epididymis dengan
ciran sekresi darikelnjar-kelenjar tambahan dalam urethra yang berada di daerah
pelvis menjadi semen. Pada kuda dan babi percampuran ini tidak sesempurna pada
sapid an domba. Semen kuda dan babi terdiri dari bagian bebas (tanpa)
spermatozoa dan bagian yang kaya spermatozoa.
·
Scrotum
Scrotum, adalah sebuah
kantung dengan dua lobus pembungkus testes, terletak di daerah inguinalis, pada
kebanyakan ternak yaitu terletak di antara dua paha kaki belakang. Tersusun
atas lapisan luar kulit yang tebal yang mempunyai banyak kelenjar keringat dan
kelenjar sebaceae, dilapisi selapis otot yang licin, tunica dartos yang
bercampur dengan tenunan ikat.. Kantong skrotum terdiri dari beberapa lapisan.
Lapisan pertama adalah kulit diliputi oleh bulu dan kelenjar keringat di
dalamnya. Lapisan kedua adalah tunika dartos yang terletak sangat rapat dengan
kulit kecuali pada bagian dorsal dari kantong skrotum. Lapisan ketiga
adalah tunika vaginalis yang mempunyai pelebaran sampai ke peeritoneum dari
rongga perut. Tunika vaginalis mempunyai dua lapisan yaitu lapisan viseral yang
membungkus testis dan epidididmis, lapisan pariental yang bersatu dengan rongga
skrotum. Fungsi skrotum adalah melindungi testis dari gangguan luar, berupa
pukulan, panas, dingin, dan gangguan-gangguan mekanis lainnya, fungsi
terpenting adalah memcegah menurunnya suhu testis sampai beberapa derajat di
bawah suhu tubuh sehingga memungkinkan terjadinya proses spermatogenesis secara
sempurna.
·
Urethra
Urethra musculinus atau canalis urogenitalis
adalha saluran ekskretoris bersama untuk urine dan semen. Urethra
membentang dari daerah pelvis ke penis
dan berakhir pada ujung galns sebagai orificium
urethrae externa.
Urethra
dapat dibagi menjadi 3 bagian:
a. Bagain pelvis,
suatu saluran silindrik dengan panjang 15 sampai 20 cm, diselubungi oleh otot
urethra yang kuat dan terletak pada lantai pelvis.
b. Bulbus urethralis, adalah bagian yang melengkung seputar arcus ischiadicus.
c. Bagain penis,
termasuk kelengkapan penis.
·
Penis
Merupakan organ kopulasi pada
ternak jantan, membentang dari titik urethra keluar dari ruang pelvis di bagian
dorsal sampai dengan pada orificium urethra eksternal pada ujung bebas dari
penis. Pada sapi, domba, kambing, dan babi penis mempunyai bagian yang
berbentuk seperti huruf “S” (sigmoid flexure) sehingga penis dapat ditarik dan
berada total dalam tubuh. Keempat jenis ternak tersebut dan kuda mempunyai
musculus retractor penis, yaitu sepasang otot daging licin, jika releks
memberikan kesempatan penis untuk memanjang dan jika kontraksi dapat menarik
penis ke dalam tubuh kembali.
Pada kuda glans penisnya tipe
vascular, mengandung lebih banyak jaringan erectile dibandingkan dengan glans
penis pada domba, kambing, sapid an babi. Jaringan erectile adalah jaringan
cavernous (sponge) terletak dalam dua daerah penis, yaitu pada corpus
spongiosum penis yang merupakan jaringan cavernouse yang terletak di sekitar
urethra, ditutupi oleh musculus bulbospongiosum pada pangkal penis. Kemudian
pada corpus cavernosum penis, merupakan sebuah daerah jaringan cavernouse yang
lebih besar, terletak di bagian dorsal dari corpus spongiosum penis. Pada
mulanya kedua cavernouse tersebut berasal dari musculus ischlocavernouse. Kedua
musculus bulbospongiosum dan musculus ischlocavernous adalah otot daging seran
lintang yang merupakan musculus skeletal bukan otot daging licin sebagaimana
halnya dengan otot-otot daging licin yang pada umumnya ada pada saluran
reproduksi ternak jantan maupun betina. Pada saat ereksi penis dari type
fibroelastic, diameternya tidak banyak berbeda dengan pada saat releks, tetapi
pada penis type vascular, diameternya menjadi lebih besar dibandingkan ketika
tidak ereksi. Gambar perbandingan bentuk glans penis antara sapi, domba, babi
dan kuda, ditunjukkan pada gambar 4.
Kulit yang membungkus secara sempurna pada
ujung bebas dari penis disebut reputeum. Perkembangan embrionik dari organ ini
sama dengan perkembangan dari organ labia minira pada ternak betina. Prepuce
dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian prepenile, lipatan luar dan
bagian penile, lipatan dalam. Sekitar lubang prepuse ditumbuhi oleh rambut
panjang dan kasar. Pada saat penampungan semen dalam program inseminasi buatan,
perlu diadakan pencukuran terhadap rambut ini, untuk menjaga agar semen tidak
tercemar oleh kotoran yang kemungkinan besar menempel pada rambut tersebut.
3.1.3.
Kelenjar Aksesori
Kelenjar-kelenjar
tambahan pada tiap ternak berbeda (gambar 5).
·
Kelenjar
vesicular
Kelenjar
ini di sebut juga sebagai kelenjar seminal vesicles, merupakan sepasang
kelenjar yang mempunyai lobuler, mudah dikenali karenamirip segerombol anggur,
berbonggol – bonggol. Panjang kelenjar ini sama pada beberapa jenis ternak
seperti kuda, sapid an babi yaitu berkisar 13 – 15 cm, tetapi lebar dan
ketebalannya berbeda, kelenjar vesicular pada sapi mempunyai ketebalan dan
lebar hamper separuh dari yang ada pada babi dan kuda. Domba mempunyai kelenjar
vesicular jauh lebih kecil, mempunyai panjang kira – kira 4 cm.
Saluran
– saluran ekskretori kelenjar vesicular terletek di dekat bifurcation ampulla
dengan uretra. Pada sapi, kelenjar vesicular memberikan sekresinya lebih
dariseparuh volume total dari semem dan pada jenis – jenis ternak lainnya
rupanya juga sama sebagai mana pada sapi.
Sekresi
kelenjar vesicular mengandung beberapa campuran organic yang unik, yakni tidak
dijumpai pada substansi – substansilain di mana saja ada tubuh. Campuran –
campuran anorganik ini di antaranya adalah fructose dan sorbitol, merupakan
sumber energi utama bagi spermatozoa sapi dan spermatozoa domba, tetapi pada
kuda dan babi konsentrasinya rendah. Sekresi kelenjar vesikula juga mengandung
dua larutan buffer, yaitu phosphate dan carbonate buffer yang penting sekali
dalam mempertahankan pH semen agar tidak berubah, karena jika terjadi perubahan
pH semen, hal ini dapat berakibat jelek bagi spermatozoa.
·
Kelenjar
prostate
Kelenjar prostate merupakan kelenjar
tunggal yang terletak mengelilingi dan sepanjang uretra tepat dibagian
posterior dari lubang ekskretoris kelenjar vesicular. Badan kelenjar prostate
jelas dapat dilihat pada ternak yang dewasa, pada sapid an kuda dapat di raba
melalui palpasi parectal. Pada domba, seluruh prostatenya mengelilingi otot
daging uretra. Ekskresi kelenjar prostate hanya sebagian kecil saja menyusun
pada cairan semen pada cairan semen pada beberapajenis ternak yang diteliti.
Tetapi beberapa laporan menunjukkan bahwa setidak – tidaknya sumbangan kelenjar
prostate sebagaimana substantial kelenjar vesicular pada babi. Kelenjar
prostate mengandung banyak ion – ion anorganik, meliputi Na, Cl, dan Mg
semuanya dalam larutan.
Kelenjar
prostat sapi mengelilingi urethra dan terdiri dari dua bagian; badan prostate (corpus prostate) dan prostate disseminate atau prostate yang cryptic (pars disseminta prostate). Sekresi kedua bagian ini berjalan
melalui saluran kecil dan banyak yang bermuara ke dalam urethra pada beberapa
deretan.
·
Kelenjar
cowper
Kelenjar cowper
(glandulae bulbourethralis) terdapat sepasang, berbentuk bundar, kompak,
berselubung tebal dan pada sapi sedikit lebih kecil daripada kelenjar cowper
kuda yang berukuran tebal 2,5 sampai 5 cm. kelenjar-kelenjar tersebut terletak
diatas urethra dekat jalan keluarnya dari cavum pelvis. Saluran-saluran
sekretoris yang panjangnya 2 sampai 3 cm. kedua saluran ekskretoris kelenjar
cowper mempunyai muara kecil terpisah di tepi lipatan mucosa urethra
(Toilehere, 1993.
3.2.
Perbandingan Organ Reproduksi Tiap Ternak
Dilihat pada gambar bahwa, adanya
perbedaan yang jelas antara organ reproduksi sapi jantan dan ayam. Biasanya
pada ruminansia organ reproduksinya sam, yang membedakan adalah tipe penisnya.
3.2.1.
Organ Reproduksi Pada Ayam (gambar 6)
·
Testis
Testis
berjumlah sepasang terletak pada bagian atas di abdominal kearah punggung pada
bagian anterior akhir dari ginjal dan berwarna kuning terang. Pada unggas
testis tidak seperti hewan lainnya yang terletak di dalam skrotum (Nesheim et
al., 1979). Fungsi testis menghasilkan hormon kelamin jantan disebut androgen
dan sel gamet jantan disebut sperma (Nalbandov, 1990).
·
Epididimis
Epididimis
berjumlah sepasang dan terletak pada bagian sebelah dorsal testis. Berfungsi
sebagai jalannya cairan sperma ke arah kaudal menuju ductus deferens.
·
Duktus deferens
Jumlahnya
sepasang, pada ayam jantan muda kelihatan lurus dan pada ayam jantan tua tampak
berkelok-kelok. Letak ke arah kaudal, menyilang ureter dan bermuara pada kloaka
sebelah lateral urodeum.
·
Organ kopulasi
Pada
unggas duktus deferens berakhir pada suatu lubang papila kecil yang terletak
pada dinding dorsal kloaka. Papila kecil ini merupakan rudimeter dari organ
kopulasi (Nesheim et al., 1972).
3.2.2.
Organ Reproduksi Sapi Jantan ( Gambar 7)
Secara
anatomik, alat kelamin jantan dapat dibagi menjadi 3 bagian besar, yaitu :
1. Kelenjar benih – testis
2. Saluran reproduksi – rete testis, vas eferens,
epididimis, vas deferens, uretra, serta kelenjar mani (kel.vesikularis,
kel.prostat, kelenjar bulbouretralis/cowper)
3. Alat kelamin luar – penis, skrotum, dan
preputium
a. Testis
Struktur
: bentuk bulat panjang, terbungkus oleh tunika albugenia yang mengandung syaraf
& pembuluh darah yang berkelok-kelok.
Fungsi : menghasilkan spermatozoa (pd tubulus
seminiferus), dan penghasil hormon androgen-testosteron (o/ sel Leydig). Jg
terdapat sel sertoli yg berfungsi nutritif u/sperma.
Testis
di bungkus oleh skrotum
b. Epididimis
Anatomi
epididimis, terdiri dari 3 bagian, yakni :
1. Caput epididimis - muara dari sejumlah
duktus eferents dan terletak pada bagian ujung atas dari testes
2. Corpus epididimis - saluran kelanjutan dari
caput yang berada di luar
3. Cauda epididimis - kelanjutan dari corpus
yang terletak pada bagian ujung bawah testes
c. Vas Deferens
Saluran
yang menghubungkan cauda epididimis dengan uretra. Vas deferens b’sama pblh
darah dan syaraf testis memasuki ruang abdomen disebut funiculus spermaticus.
Sebelum
koitus terjadi, yaitu pada saat rangsangan seksuil terjadi, vas eferens berkontraksi
dan gerak persitaltik yang terjadi mengalirkan sperma dari bagian ekor
epididimis ke dalam ampula.
d. Penis
o
2 fungsi
utamanya, yaitu menyemprotkan semen ke dalam alat reproduksi betina & u/
lewatnya urin
o
Pd sapi, bentukx
bulat panjang, bertipe fibro elastis
o
Terbungkus o/ tunika albugenia.
o
Dilengkapi m.
retraktor penis yg dpt merelax dan melengkung, serta corpus cavernosum penis u/
menegakkan penis, menyatu pd glans penis disebut corpus fibrosum
o
Dibagi menjdi 3
bagian :
ü Bag. Pangkal, disebut crus penis.
ü Bag. Badan, di tenghnya melipat melingkar
membentuk huruf S “sigmoid”
ü Bag. Ujung, disebut “glans penis”
e. Praeputium
o
Merupakan alat
pelindung penis dari pengaruh luar & kekeringan, berasal dari kulit.
o
Celah praeputium
sapi dewasa + 5 cm dari caudal tali pusat, lebar + 3 jari. Disekitarnya
ditumbuhi bulu-bulu pelindung yang lebih panjang dari bulu biasanya.
o
Ruang praeputium
yang berisi penis panjangnya 35-40 cm, dengan diameter 3-4 cm.
o
Dinding
praeputium dilapisis kel.berbentuk tabung, dengan sekresi kental berlemak.
Kadang terdapat smega praeputii (campuran sekresi praeputium dgn reruntuk
epitel dan bakteri pembusuk).
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
§ Organ reproduksi ternak jantan meliputi organ
reproduksi primer, organ reproduksi sekunder dan organ reproduksi tambahan atau
aksesoris.
§ Organ reproduksi primer terdiri dari testis;
Organ reproduksi sekunder terdiri dari epididimis, vas defferens/ductus
efferent, skrotum, penis; organ reproduksi tambahan/aksesoris terdiri dari
vesicula urinaria, kelenjar prostata, kelenjar cowper/bulbo uretralis.
§ Testes pada hewan jantan berebentuk lonjong
dan berwarna putih pucat sampai kekuningan. Untuk sapi Bali yang normal panjang
dan diameter testesnya mencapai 10 cm, sedangkan ukuran testes pada sapi
Brahman normal lebih besar dimana panjangnya 14 cm dan berdiameter 18 cm.
Testes berfungsi sebagai penghasil
sperma dan hormon kelamin jantan (testosterone)
§ Vas deferens memiliki warna putih kekuningan
sampai krem, akibat pembuluh darah terkadang vas deferens terlihat berwarna
kemerah-merahan. Sapi bali yang normal saluran vas deferensnya memiliki panjang
12 cm dengan diameter 1 cm. Untuk sapi Brahman normal panjang 21 cm dan
diameter 0,5 cm. Sedangkan untuk sapi Brahman abnormal panjang vas deferens
mencapai 23 cm dengan diameter 0,5 cm. Berfungsi untuk menyalurkan semen dari
epididymis menuju ke ampula pada saat terjadi ejakulasi.
§ Scrotum merupakan lapisan terluar dari testes
atau biasa disebut sebagai pembungkus testes yang memiliki struktur kulit yang
tipis serta banyak mengandung kelenjar keringat sehingga dapat berfungsi untuk
melindungi testes serta mempertahankan suhu testes.
§ Preputium merupakan kulit tipis atau kalup
yang merupakan kelanjutan dari kulit abdomen berfungsi untuk yang membungkus
atau menutup ujung penis.
§ Kelenjar vesikuler befungsi untuk menghasilkan
cairan yang mengandung protein yang tinggi yang digunakan sebagai sumber energi
bagi sperma.
§ Kelenjar prostat pada sapi bali normal panjang
3,5 dan diameter 6 cm ; Pada sapi Brahman abnormal panjang 4,5 dan diameter 5,5
cm sedangkan kelenjar prostat pada sapi Brahman normal sulit diidentifikasi
karena banyaknya timbunan lemaknya. Kelenjar prostat berdekatan dengan kelenjar
vesikuler, berbentuk lonjong serta memiliki warna yang kuning kemerah-merahan.
Berfungsi untuk memberikan bau yang khas terhadap semen dan serta mengandung
mineral yang tinggi yang digunakan sebagai bahan makanan untuk sperma di dalam
semen.
§ Kelenjar Cowpers berfungsi untuk menghasilkan
cairan yang akan membersihkan ureter dari sisa-sisa sekresi kedua kelenjar
pelengkap yang lainnya serta dari sisa-sisa urine, Kelenjar cowpers berbentuk
lonjong dan berwarna kemerah-merahan. Kelenjar ini pada sapi Bali normal
panjangnya 1,5 dan berdiameter 1 cm,
pada sapi Brahman abnormal
panjangnya mencapai 7,5 dan diameter 4,5 cm.
§ Pada ruminanisa anatomi organ reproduksi
hamper sam yang membedakan hanya pada tipe penis
§ Antara unggas dan ruminansia antomi organ
reproduksinya jauh berbeda, seperti papilla yang rudimenter, sedangkan pada
sapi tidak ada organ yang rudimenter, pada unggas tidak ada epididymis, serta
testes pada unggas yang merupakn satu-satunya yang memiliki testes yang berada
didalam tubuh.
4.2. Kritik
dan Saran
Penulis menyadari dalam pmbuatan
makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun diperlukan untuk menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. Tanpa tahun. Sistem reproduksi. http://pertanian.uns.ac.id/~adimagna/IlmuTernak%20UnggasReproduksi.htm
Feradis.
2010. Reproduksi Ternak.
Alfabetha:Bandung.
Frandson, R. D. 1993. Anatomi dan
Fisiologi Ternak (Terjemahan). Edisi ke empat, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Lestari, Lara A. P. 2013. Struktur
Anatomi dan Histologi Organ-Organ Reproduksi. Skripsi. Program studi Biologi,
Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
http://digilib.uinsuka.ac.id/7260/2/BAB%20I,%20V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
Toilehere,
M.R. 1993. Fisiologi Reproduksi Pada
Ternak. Angkasa:Bandung.
Salisbury, G. W. dan N. L. VanDenmark.
1985. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi
Buatan Pada Sapi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
LAMPIRAN GAMBAR
Gbr.1. Diagram yang menunjukkan perkembangan
testis dan saluran reproduksi pada fetus sapi. A=pada kebuntingan 62 hari,
B=pada kebuntingan 102 hari, C=pada kebuntingan 140 hari.
Gbr 2. Diagram of the
reproductive system of the (a) bull; (b) ram; (c) boar; and (d)
stallion.(Redrawn from Sorenson. 1979. Animal Reproduction: Principles and
Practices. McGraw-Hill.)
Gbr.3 . bagian-bagian testis dan
epididymis
Gbr4. Comparative diagram
showing the shape of the glans penis of the bull, boar, ram. and stallion. Note
the twisted groove containing the external urethral orifice in the bull, the
urethral proxess ( filiform appendage ) extending beyond the glands penis ing
the ram, the corkscrew spiral in the boar, and the flattened glans penis in the
stallion with the small urethral process extending beyond.(Redrawn from Ashdown
and Hancock. 1974. Reproduction in Farm Animals.(3rd ed.). ed. Hafez.Lea and Febiger.)
Gbr 5. Accessory glands of
the bull, boar, ram, and stallion showing their relationship to the ampulla and
urethra. (Redrawn from Ashdown and Hancock. 1974. Reproduction in Farm
Animals.(3rd ed). ed. Hafez. Lea and Febiger.)
Gbr 6. Organ reproduksi ayam
jantan
Gbr 7. Organ Reproduksi Sapi Jantan